Jumat, 27 Agustus 2010

BERBAGI PEMBELAJARAN DARI SUMBA

AKHIRNYA KUTEMUKAN YANG TERBAIK  

Keberhasilan sebuah program adalah tergantung kepada pelaku dan penerima program, mengapa demikian…?


Karena ketika kita sebagai pelaku tidak paham tentang apa yang kita akan lakukan maka kita tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal, begitupun sebaliknya jika sasaran program tidak paham tentang tujuan program (proses dan hasil yang ingin dicapai) maka partisipasi mereka akan menjadi sulit / gampang-gampang susah
Awalnya, secara pribadi saya belum begitu paham tentang satu alat bantu diskusi dengan warga yang ada di pendekatan CLAPP agar warga dapat menentukan peringkat kesejahteraan rumah tangga yang ada di desanya yaitu "Klasifikasi/Peringkat Kesejahteraan", tetapi karena ada tekad/kemauan untuk terus belajar, saya berupaya untuk terus mendalami tentang alat tersebut, disertai dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman bersama teman-teman di jaringan KOALISI akhirnya saya bisa memfasilitasi proses persiapan tingkat tim (Fasdes dan Pemdes), pelaksana, refleksi bersama.
Begitupun dengan bagaimana membangun/meningkatkan partisipasi warga. Berdasarkan pernyataan dari warga Desa dan termasuk Pemdes bahwa selama ini kalau ada pertemuan tingkat Dusun/Desa, partisipasi warga rendah sekali, sekalipun pertemuan itu kunjungan DPRD atau yang lain, warga yang hadir hanya 20-30 orang saja.
Dengan pendekatan yang saya terus lakukan kepada Pemdes, lembaga-lembaga Desa, warga, maka tingkat partisipasi warga dan Pemdes semakin nyata (dibuktikan dengan pembagian peran antara Pemdes, Fasdes untuk mengundang warga bahkan Kepala Desa  Katiku Luku mengantar unfangan sendiri kerumah penduduk dan Fasdes mengundang warga dari rumah kerumah termasuk pada saat kebaktian di gereja.  Sudah dua kali Kades Katiku Luku membatalkan pertemuan karena warga yang hadir hanya dari 3 RT saja (sebanyak 49 orang) dan beliau juga terlibat disetiap Dusun pada saat FGD hingga pleno tingkat Desa, dan bahkan ada pernyataan dari Pemdes dan warga setempat yang menyataka bahwa hina makanu hi aki lundu amunyaartinya bahwa baru proses ini masyarakat banyak terlibat dan betul-betul menggali sampai keakar-akarnya

Pengalaman ini ditulis oleh :
EMA
(Fasilitator Pendukung Program Kerjasama KOALISI dengan ACCESS Phase II - AusAID di Kabupaten Sumba Timur)











KESAN YANG TAK TERLUPAKAN

Awal dari proses belajar yang kualami sepanjang pelatihan di Monalisa. CLAPP merupakan suatu kata yang masih awam untuk ku pahami apa artinya dan apa tujuannya. Disitulah aku dilatih bagaimana dekat dengan masyarakat terutama bagaimana mengutamakan orang miskin, perempuan, dan kaum marginal lainnya. Dalam setiap kegiatan ayau proses-proses yang dilakukan dalam  masyarakat, dalam proses pelatihan, belum semua alat-alat kajian dapat saya pahami. dengan baik. karena itu, setelah saya pulang dari pelatihan saya bersama teman-teman masih melakukan proses pendalaman di tingkat lembaga. kami berbagi peran untuk melakukan simulasi terkait penerapan alat kajian. setelah kami memcoba untuk berpraktek, disitu saya mendapatkan gambaran atau bayangan dari berbagai alat kajian tersebut. ternyata saya bisa, dan mampu untuk menerapkan dan menjelaskan tapi baru beberapa alat kajian belum semuanya. saya pikir dengan proses-proses yang akan datang mungkin sudah mampu untuk menerapkan semuanya.
Dari proses pelatihan yang sudah dilewati, ternyata bukan sebatas disitu, dimana kita harus berbagi dan melatih mitra kerja kita yang ada di desa yaitu BP I ( Pemdes) dan BP II (Kapedes). dan bagi saya itu  bukan suatu yang mudah ketika harus memberikan pemahaman dan melatih mereka. tetapi dengan bekal ilmu yang di dapat pasca pelatihan cukup membantu saya untuk melewati proses tersebut. Terbukti bahwa kemarin ketika kami melakukan pelatihan bagi Pemdes dan Kapedes, disitu saya mendapatkan peran untuk memfasilitasi alat kajian dan bagaimana penerapannya. dan bagi saya itu adalah sebuah keberhasilan yang saya rasakan terjadi pada diri saya, dimana saya harus memfasilitasi  ( berbicara)  di depan begitu banyak orang.
Dengan keberhasilan yang sudah terjadi, saya harus terus belajar dan jangan pernah takut untuk hal-hal baru karena itu belajarlah dari pengalaman yang pernah ada. aku tidak gagal ketika aku mencoba tetapi aku gagal ketika kau berhenti mencoba .



Pengalaman ditulis oleh :
MARLIN
Fasduk Watukarere dan Ringurara Kab. Sumba Barat
dari Yayasan BAHTERA

Jumat, 02 Juli 2010

RPJM DESA

"Berkat RPJM Desa Arah Pembangunan Desa Lebih Jelas, Keswadayaan Lebih Dihargai dan Semakin Meningkat, Dukungan Anggaran Pembangunan Desa Juga Meningkat"

Ungkapan tersebut di atas muncul dalam proses berbagi pengalaman dan pembelajaran dalam kegiatan pertemuan koordinasi lintas aktor yang diselenggarakan oleh BPM Propinsi NTB bekerjasama dengan ACCESS Phase II pada tanggal 29-30 Juni 2010 di Hotel Lombok Raya Mataram-Lombok.

Marsamsuma, nama salah seorang peserta pertemuan yang mewakili fasilitator desa Kuripan Selatan yang sekaligus juga termasuk aparatur pemerintah desa mengungkapkan bahwa sebelum desanya mengembangkan RPJM Desa pada tahun 2006 dengan dukungan Kerjasama LSM Mitra Samya dan ACCESS-AusAID, usulan kegiatan pembangunan selalu dibuat di atas meja alias tanpa musyawarah dan bahkan hal-hal yang diusulkan tidak pernah mengalami perubahan dari tahun ke tahun "setiap akan musrenbang kecamatan usulan yang dulu lagi ditulis kembali dan dibawa ke kecamatan, soalnya tidak pernah ada realisasi" ungkapnya

"Agak berbeda dengan setelah ada RPJM Desa yang kami susun secara partisipatif, meski prosesnya cukup panjang dan melelahkan namun cukup menyenangkan karena banyak rencana yang telah dapat direalisasikan baik secara swadaya maupun dukungan pemerintah dan pihak lainnya" ungkap Marsamsuma lebih lanjut


Foto : Marsamsuma saat pleno penyusunan RPJM Desa

Tips menarik yang dibagikan oleh Marsamsuma untuk merealisasikan kegiatan yang ada dalam RPJM Desa dan dituangkan lebih lanjut dalam rencana kerja pembangunan (RKP) Desa, yaitu dibentuknya tim desa yang mengawal hasil perencanaan. Pengawalan ternyata tidak hanya dilakukan melalui mekanisme musrenbang, tetapi tim dibagi sesuai bidang pembangunan yang selanjutnya menyusun gagasan rinci (proposal) dan dipromosikan ke satuan kerja perangkat daerah yang sesuai. Promosi yang dilakukan masing-masing tim dengan berbekal PJM Desa, RKP Desa dan juga gagasan rinci (proposal) direspon postif oleh pemerintah kabupaten (SKPD) dengan merealisasikan program.

Kegembiraan yang sama juga terungkap dari salah seorang peserta (sekaligus narasumber) yang berasal dari Desa Ndapayami di Kabupaten Sumba Timur yaitu Agustina. "Setelah ada RPJM Desa, cukup banyak program pembangunan yang dilaksanakan di desa kami" ungkapnya.

Ternyata salah satu faktor pendorongnya adalah kemauan kuat dari pemerintah kabupaten Sumba Timur (BAPPEDA) agar RPJM Desa yang telah disusun benar-benar digunakan acuan oleh SKPD yang ada. "Sebelum SKPD menyusun rencana, kami mengajaknya pertemuan dan menekankan agar RPJM Desa yang ada digunakan oleh SKPD dan setelah disusunpun saya tanyakan pada SKPD mana bukti kesesuaian rencananya dengan rencana desa" ungkap Zainal Arifin (Foto : Paling kiri) dari BAPPEDA Sumba Timur yang juga hadir sebagai peserta dan narasumber berbagi pengalaman serta pembelajaran. Lebih lanjut diungkapkan juga bahwa dengan adanya RPJM Desa, pemerintah kabupaten terus berupaya meningkatkan anggaran pembangunan untuk desa.

Hal penting lain yang dihasilkan adalah kerangka tindak lanjut, dimana disepakti untuk mendorong pengembangan data terkait kondisi masyarakat sehingga dapat benar-benar menjadi acuan bersama para pihak.

Sekelumit catatan
dari Pertemuan Koordinasi Lintas Aktor Propinsi NTB

BAGUS A

Senin, 07 Juni 2010

FONDASI Desa: REMBUG PEMICUAN PHBS DI KURIPAN SELATAN

FONDASI Desa: REMBUG PEMICUAN PHBS DI KURIPAN SELATAN

Forum Belajar: Kebutuhan Pembelajaran Fasilitator secara berkelanjutan dalam ToF CLAPP-GSI

Forum Belajar: Kebutuhan Pembelajaran Fasilitator secara berkelanjutan dalam ToF CLAPP-GSI

MEMBANGUN DESA KUNCI SUKSES BANGUNAN KABUPATEN

Membangun Desa Jangan Hanya Menjadi Bahan Kampanye Para Aktor
Dalam Pemilu Kada .....

Pada tanggal 7 Juni 2010, ada beberapa wilaah Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat yang menyelenggarakan pemungutan suara untuk menentukan pucuk pimpinan daerah. Pesta demokrasi ini semoga tidak dicemari dengan jaji-janji palsu para calon terutama yang terpilih nantinya.
Salah satu janji yang banyak disampaikan yaitu kemauan untuk membenahi bangunan kabupaten melalui upaya membangun desa yang lebih baik.
Jalan menuju membangun desa leih baik secara umum di Propinsi Nusa Tenggara Barat, khususnya dibeberapa kabupaten sebenarnya sudah dimulai. Misalnya bagaimana menjalankan nilai partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan melalui mekanisme perencanaan yang berlaku yaitu musrenbang mulai dari tingkat desa sampai kabupaten.
Namun demikian, perencanaan yang baik saja tentu tidaklah cukup tanpa disertai dengan dukungan anggaran. Pada sisi inilah komitmen para aktor yang akan menduduki pucuk pimpinan masih diragukan. Kenyataannya selama ini hampir seluruh Kabupaten menyatakan mengalami defisit anggaran.
Selain itu .... mungkinkah sejak awal pucuk pimpinan terpilih memberikan kepercayaan bagi pemerintah desa dan warganya dalam melakukan pengelolaan anggaran yang "lebih" untuk membangun desa?
Tu kita semua tidak berharap bahwa pemerintah baru akan merealisasikan kebutuhan pembangunan iwilayahnya setelah warga melakukan demonstrasi .... apalagi dengananarkis.
Kita tunggu bersama para aktor terpilih memimpin daerah untuk merealisasikan janji mereka.

Salam,
FORFAS
(Forum Fasilitator)

REMBUG PEMICUAN PHBS DI KURIPAN SELATAN

Langkah Bersama Menuju Sehat
Tangal 2-3 Juni 2010. Pemerintah Desa dan Masyarakat Kuripan Selatan bersama LSM Mitra Samya menyelenggarakan kegiatan rembug (musyawarah) pemicuan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) terutama terkait dengan kebiasaan buang air besar (BAB) di sembarang tempat. Kegiatan ini juga dihadiri oleh Bidan Desa yang mewakili pihak puskesmas Kuripan, Pemerintah Kecamatan, Departemn Agama, Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Masyarakat nampak sangat tidak puas dengan ketidak hadiran beberapa pihak terkait lainnya, terutama perwakilan dari DPRD yang sedang bertepatan dengan kegiatan kunkernya.


Kegiatan ini merupakan rangkaian dari upaya-upaya pemicuan yang telah dilakukan oleh fasilitator pemicu dan komite sanitasi desa yang didampingin oleh LSM Mitra Samya. Proses yang diwali dengan review-refleksi perjalan pemicuan menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Dalam waktu 4 bulan berjalan, lebih dari 40 rumah tangga yang sebelumnya masih BAB di sembarang tempat, kini secara sadar dan swadaya murni telah membangun jamban dan memanfaatkannya.

Tentu saja kepuasaan yang telah diperoleh ini tidak membuat para pelaku pemicuan yang ada di Kuripan Selatan lupa diri ,,,,, namun justru lebih memacu semangat mereka untuk melakukan pengabdian di desanya.

Namun demikian agar target-target pencapaian pemicuan dapat didorong lebih cepat, sangat dibutuhkan dukungan dari berbagai aktor yang masih memiliki kepedulian. Karenanya pada hari kedua (tanggal 3 Juni 2010) dirancang dan disepakati bersama strategi agenda/kegiatan percepatan pemicuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh masing-masing aktor sesuai dengan kapasitasnya. Misalnya Dinas Kesehatan memasukkan agenda ini dan mendukung penganggarannya, Pemerintah Desa mengalokasikan anggaran dari ADD melalui APB Desa. Dinas Pendidikan akan mendukung pemicuan melalui sekolah, dan Depag melalui penyuluhan-penyuluhan keagamaan. Dengan proyek seperti PNPM diharapkan mampu terbangun sinergi.

Bilamana percepatan perubahan dapat dilakukan bersama, maka tentunya desa Kuripan Selatan menjadi salah satu desa yang dapat menyumbang pada pencapaian target pembangunan di Kabupaten Lombok Barat yaitu LOMBOK BARAT BANGKIT terutama di Bidang Kesehatan. Dukungan pihak lain yang tidak berkesempatan ikut serta juga dinantikan dan dapat disampaikan melalui komite sanitasi desa Kuripan Selatan.

Info lebih lanjut dapat menghubungi :
KOMITE SANITASI Desa Kuripan Selatan atau
MITRA SAMYA, Jl. Sultan Salahuddin 17 Tanjung Karang Ampenan
Telp/Facs : (0370) 624232